Tim BRMP Kalimantan Barat Melakukan Monitoring dan Evaluasi Perbenihan Padi
Tim Monev BRMP Kalimantan Barat melakukan monitoring ke beberapa lokasi perbenihan yang ada di Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Sambas pada tanggal 3 sampai dengan 5 Desember 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan produksi benih padi, memverifikasi kondisi pertanaman menjelang panen serta mengukur capaian target perbenihan dalam menghasilkan benih unggul untuk mendukung program swasembada pangan.
Monitoring ini dilaksanakan berdasarkan empat aspek yaitu status pertanaman, evaluasi pasca panen dan pemrosesan benih, evaluasi kendala dan serangan Organisme Penganggu Tanaman (OPT), serta dukungan logistic dan administrasi. Monitoting dilakukan dengan melakukan wawancara dan pengecekan langsung di lahan dengan beberapa petani yaitu Pak Suhartono (Kab. Mempawah), Pak Mulyadi (Kab. Mempawah), Pak Sukiman (Kab. Sambas), Pak Hamidi (Kab. Sambas), Pak Nurdin (Kab. Sambas) dan Pak Edi (Kab. Sambas).
Berdasarkan hasil wawancara beberapa petani sudah melakukan panen yaitu Pak Edi, Pak Suhartono dan Pak Mulyadi. Dengan hasil panen pak Edi ± 7,5 ton/ha, Pak Suhartono ±5 ton/ha, dan pak Mulyadi ±4 ton/ha. Untuk petani lain diperkirakan akan panen di minggu ketiga hingga akhir Desember. Pak Suhartono dan Pak Mulyadi mengatakan bahwa hasil panen saat ini kurang memuaskan dikarenakan adanya kerusakan tanaman dikarenakan gangguan hama tikus yang mencapai 30%.
Penggunaan racun tikus sudah diaplikasikan dan berjalan efektif, namun populasi tikus memang sangat banyak sehingga lumayan sulit dihindarkan. Gangguan serupa juga dirasakan oleh petani-petani yang lain. Untuk serangan blast sudah berkurang, pada lahan Pak Sukiman dan Pak Nurdin ditemukan gejalan penyakit blast namun bisa dikendalikan di masa awal tanam. Untuk kegiatan panen, petani sudah menggunakan mesin combine, kecuali Pak Hamidi. Untuk hasil panen sendiri, didapat bahwa kadar air sementara masih tinggi seperti Pak Mulyadi Kadar air masih menyentuh 23% dan Pak Edi di 13%, hal ini dikarenakan cuaca yang tidak menentu sehingga menghambat proses pengeringan benih. Kemudian kurangnya alat pengeringan seperti terpal dan dryer juga menghambat proses pengeringan.
Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh bahwa tiga petani sudah menyelesaikan panen, sementara petani lainnya diperkirakan akan panen di minggu ketiga hingga akhir bulan Desember. Untuk sekarang, tantangan utama yaitu masih banyaknya hama tikus yang menyerang lahan sawah petani, masih perlu untuk dicari solusinya, walaupun dibeberapa daerah sudah menunjukkan efektvitas pengendalian menggunakan racun, rumbai dan juga pengaturan tanam serentak. Kurangnya alat pengeringan seperti terpal dan dryer juga menghambat proses pengeringan benih.
Dengan adanya monitoring ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi BMRP untuk memahami hambatan dan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelancaran pertanaman dan menghasilkan benih dengan mutu yang baik. Kegiatan ini merupakan komitmen dari BRMP Kalimantan Barat untuk mendukung peningkatan produksi padi, menjamin ketersediaan benih unggul dan memperkuat ketahanan pangan secara inklusif dan berkelanjutan.